Selasa, 27 Desember 2011

INTEGRASI NASIONAL DAN NASIONALISASI


TUGAS KEWARGANEGARAAN
Oleh:
Felisia Oktaviani
(D0211042)


I.                   PERISTIWA YANG MEMPERKUAT INTEGRASI NASIONAL dan NASIONALISASI
A.                   Gerakan nasionalisme
Dari aspek politik, maka nasionalisme bersifat menumbangkan dominasi politik imperialisme dan bertujuan menghapus pemerintahan kolonial. Jika dilihat dari aspek sosial ekonomi maka nasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan sosial yang diciptakan oleh pemerintahan kolonial dan bertujuan menghentikan eksploitasi ekonomi.Namun jika dilihat dari aspek budaya maka nasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh kebudayaan asing yang buruk dan bertujuan menghidupkan kebudayaan yang mencerminkan harga diri bangsa, setara dengan bangsa lain. Bahkan golongan terpelajar membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan. Melalui pendidikan, guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. Melalui pendidikan juga para guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia. Sehingga orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing. Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
B.                   Pendudukan Jepang
Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila. Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang untuk meraih kemerdekaan. Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah sehingga rasa nasionalisme semakin kuat.
C.                  Prokalmasi kemerdekaan
Peristiwa ini sungguh sangat membuat rakyat Indonesia benar-benar merasa dipersatukan dengan pengakuan yang sah. Sehingga rasa cinta tanah air, integrasi nasional dan nasionalisme benar-benar terasa saat peristiwa ini.

D.                  Perang Dunia II
Dampak yang dirasakan rakyat Indonesia adalah menurunnya usaha kerajinan rakyat karena telah tersaingi dengan  Import dari Eropa. Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

II.          PERISTIWA YANG MEMPERLEMAH INTEGRASI NASIONAL dan NASIONALISASI
A.              Kolonisasi pemerintah Belanda
Politik asosiasi memungkinkan Belanda untuk memasukkan nilai nilai kolonialismenya pada kebudayaan Indonesia, baik yang bersifat rohani, maupun yang terkait dengan produk fisik kebudayaan. Hal ini tentu saja membuat rasa nasionalisme bangsa Indonesia menjadi luntur, bahkan persatuan dan kesatuan bangsa juga mengikis.
B.                   Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Pada tahun 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat wilayah administrasi. Kalimantan, sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara terdapat Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris; Sarawak dan Britania Borneo Utara, yang kemudian dinamakan Sabah. Sebagai bagian penarikan dirinya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di utara Kalimantan dengan Semenanjung Malaya untuk membentuk Malaysia.
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia, Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di Asia Tenggara, sehingga mengancam kemerdekaan dan integrasi nasional bangsa Indonesia.
Sejak saat itu terjadi demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Soekarno yang murka mengutuk tindakan Tunku dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan Ganyang Malaysia kepada negara Federasi Malaysia yang telah sangat menghina Indonesia dan presiden Indonesia. Pada 20 Januari 1963, sebagai langkah awalnya Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. 

C.                  Gerakan 30 September
Dampaknya sangat jelas setelah peristiwa itu, maka kekuasaan ditangan Suharto yang memutus hubungan diplomatik dengan negara komunis (terutama china dan soviet) dan lebih ke barat (eropa dan amerika). Imbasnya budaya kita tekontaminasi budaya barat, sehingga nasionalisme bangsa Indonesia menurun.  Selain itu stabilitas politik-keamanan sangat kurang, dan konstitusi yang tidak komitmen.
D.                  Timor Timur
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta, 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

III.             KEBIJAKAN YANG MEMPERKUAT INTEGRASI NASIONAL dan NASIONALISME
·         Ir.Soekarno menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
·         Soekarno mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.
·         Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade karena Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia.
·         Soeharto sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri dengan membatasi masuknya barang impor.
·         Program REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dari Soeharto berjalan dengan lancer, sehingga integrasi nasional semakin membaik.
·         Soeharto juga sukses dalam hal keamanan dalam negeri dengan memperkuat system keamanan Negara.
·         Habibie membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Sehingga rakyat dapat bersatu untuk menyatukan pendapat dalam membangun Negara.
·           SBY mengirimkan kapal perang kita ke Ambalat karena pada saat itu Ambalat mau dicaplok orang.

IV.            KEBIJAKAN YANG MEMPERLEMAH INTEGRASI NASIONAL dan NASIONALISME
·         Soeharto mengambil alih kekuasaan pada saat peristiwa G30S PKI, lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Hal ini membuat rakyat saling curiga dan tidak ada rasa percaya terhadap pemerintah dan menghancurkan integrasi nasional.
·         Soeharto memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela. Hal ini menjadi penyebab nasionalisme hilang, karena pemerintah bukan memikirkan kesejahteraan rakyat namun kesejahteraan pribadi.
·         Soeharto melakukan perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utama dalam program kerjanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan Barat. Hal ini menjadikan bangsa Indonesia menjadi bergantung dengan bangsa Barat dan membuat rasa cinta tanah air menjadi berkurang.
·         Soeharto menggunakan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius" (petrus) yang membuat integrasi nasional menjadi memudar.
·         Di zaman pemerintahan Habibie Timtim terlepas dari NKRI (mungkin) karena dia dianggap seperti duri dalam daging terhadap hubungan internasional kita.
·         SBY mengadakan “Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh. Sehingga rakyat aceh dapat mengatur pemerintahan daerahnya sendiri tanpa berpisah dengan Negara Indonesia. Hal ini membuat integrasi nasional menjadi semakin kuat.















DAFTAR PUSTAKA

Susilawati, Tuti. “Peristiwa G 30 S PkI?”. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110601233314AAnKP5W (Diakses tanggal 24 Oktober 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September (Diakses tanggal 24 Oktober 2011)
“PERANG DUNIA II DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA”. http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perang_Dunia_II_Dan_Pengaruhnya_Terhadap_Indonesia_9.1_%28BAB_2%29 (Diakses tanggal 24 Oktober 2001)
Syadiash. 2010. “Sinopsis Sejarah Indonesia”. http://syadiashare.com/sinopsis-sejarah-indonesia.html (Diakses tanggal 24 Oktober 2011)

Sukarno, Suharto, dan Sejarah Kita”.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar