Selasa, 27 Desember 2011

PENGARUH KONSUMERISME GADGET DIKALANGAN MAHASISWA


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Dalam makalah ini akan membahas permasalahan mengenai sikap konsumerisme gadet dikalangan mahasiswa. Kami tertarik untuk mengambil opic konsumerisme gadget dikalangan mahasiswa karena kami merasa sebagian besar mahasiswa hidupnya bergantung pada gadget. Hal tersebut sesuai dengan Analisa Sosial yang telah dilakukan oleh kelompok kami dalam mana menyesuaikan tema Analisa Sosial dalam Kuliah Agama Katolik tahun ini mengenai “Globalisasi Teknologi.”
Sangat menyayangkan jika melihat sebagian besar mahasiswa menggantungkan hidupnya kepada gadet karena berbagai alasan seperti mengerjakan tugas, sarana komunikasi, mencari ilmu pengetahuan, untuk menghilangkan rasa bosan, mengikuti perkembangan, dll. Namun tanpa mereka sadari bahwa gadget yang mereka anggap sebagai penunjang studi mereka malah akan membuat menjadi sarana penghambat studi mereka karena tidak digunakan untuk hal yang semestinya dan memberikan dampak positif bagi mereka.
Kecenderungan untuk menyalahgunakan gadget dikalangan mahasiswa dapat menjadi penghalang mereka untuk menjadi kaum intelek yang sesungguhnya. Seperti mahasiswa yang bergantung pada LCD, Laptop saat mereka melakukan presentasi untuk memenuhi kewajiban mereka dalam mengerjakan tugas. Mereka menganggap bahwa presentasi tanpa menggunakan LCD, laptop akan menjadi boomerang. Tanpa mereka sadari sebenarnya jika dalam mempresentasikan tugas yang mereka kerjakan bukanlah LCD, power point yang indah untuk membuat audience tertarik dengan apa yang kita sampaikan atau pula agar pesan yang kita sampaikan dapat tersampaikan dengan baik, karena agar pesan yang kita sampaikan akan sampai dengan baik maka bergantung bagaimana pembicara menyampaikan pesan dengan menarik seperti body language, bahasa, nada, ekspresi, dll.
Karena adanya gadget yang disalah gunakan justru akan semakin memanjakan mahasiswa untuk melakukan tugas mereka dan juga akan cenderung membatasi kreativitas yang mereka lakukan. Penulis mengangap para mahasiswa saat ini dimajakan oleh teknologi yang begitu canggihnya seperti adanya fasilitas e-book yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan tablet yang membuat mahasiswa semakin malas untuk dating ke perpustakaan untuk membaca buku, padahal banyak sekali buku lama yang tidak kita temukan di e-book yang mungkin dapat menjadi bahan referensi yang baik bagi mereka, sehingga mereka tidak hanya berkutat pada buku-buku yang didapatkan melalui jalur on-line.
Selain itu gadget yang digunakan dengan tidak bijaksana justru membuat para mahasiswa semakin terlena dengan kesenangan yang didapatkan melalui gadget. Kita tentu saja mengenal gadget seperti mp3, mp4, Ipod, PS portable yang dirasa bagi beberapa pihak dapat membantu menghilangkan rasa bosan dan dapat menghibur mereka, namun terkadang mahasiswa cenderung menggunakan barang-barang tersebut secara berlebihan sehingga mereka menjadi malas untuk melaksanakan kewajiban mereka karena memiliki anggapan bahwa fitur-fitur yang diberikan gadget lebih menarik dan sayang untuk dilewatkan daripada mengerjakan kewajiban mereka. Bahkan terkadang karena kelelahan bermain game maka mereka terlambat atau tidak masuk kuliah.
Sedangkan nara sumber yang kami pilih adalah mahasiswa dan mahasiswi yang dari perguruan tinggi yang berlokasi disekitar solo raya. Kami memilih mahasiswa dan mahasiswi yang dari perguruan tinggi yang berlokasi disekitar solo raya karena kami anggap dapat mewakili pendapat secara umum dari anak muda dimana konsumerisme gadget banyak berkembang.


B.       Batasan Permasalahan
Didalam makalah ini akan membahas permasalahan konsumerisme gadget yang ada dikalangan mahasiswa terkhusus mahasiswa dan mahasiswi yang berlokasi didaerah kota Solo raya. Masalah yang menjadi sorotan bagi makalah ini adalah alasan gadget dapat mempengaruhi gaya hidup para mahasiswa dan mahasiswi. Bukan hanya pada gaya hidup mereka, namun gadget ternyata juga dapat berpengaruh pada perilaku mahasiswa dan mahasiswi. Jika gadget dapat mempengaruhi gaya hidup dan perilaku mahasiswa dan perilaku mahasiswa, maka tentu saja gadget juga akan memberikan dampak kepada para mahasiswa dan mahasiswi, maka dari itu didalam makalah ini juga akan membahas beberapa dampak yang timbul akibat penggunaan gadget dikalangan mahasiswa. Setelah membahas mengenai alasan gadget dapat mempengaruhi gaya hidup dan perilaku mahasiswa dan mahasiswi, dampak yang timbul akibat gadget, maka dalam makalah ini juga akan membahas mengenai bentuk-bentuk konsumerisme gadget yang dilakukan oleh para mahasiswa dan mahasiswi.
C.     Rumusan Permasalahan
1.      Mengapa Gadget mempengaruhi gaya hidup dan perilaku mahasiswa?
2.      Apa dampak penggunaan gadget bagi mahasiswa?
3.      Konsumerisme seperti apakah yang dialami mahasiswa karena gadget?
D.     Tujuan
Dalam makalah ini penulis memiliki tujuan untuk:
1.      Mengetahui gaya hidup dan perilaku mahasiswa terhadap penggunaan gadget
2.      Mengetahui dampak positif dan dampak negative dari penggunaan gadget dikalangan mahasiswa
3.      Mengetahui perilaku konsumerisme yang terjadi dikalangan mahasiswa
E.      Metode Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Ø  Universitas Sebelas Maret Surakarta
Ø  International Hotel School
Ø  Universitas St. PIGNATELI
Ø  POLITAMA
2.      Waktu Penelitian
Semester ganjil pada bulan Oktober hingga November
Ø  Wawancara Mahasiswa
§  Selasa, 8 November 2011
Ø  Wawancara Dosen Komunikasi FISIP UNS
§  Jumat, 18 November 2011
3.      Pendekatan dan Perspektif penelitian
Ø   Penelitian deskriptif kualitatif
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengangakat fakta, keadaan, variable, dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan atas gejala-gejala yang terjadi di masyarakat, hubungan antarveriabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antara fakta, dan lain-lain.
4.      Teknik Pengumpulan Data
Ø  Pengumpulan data primer:
Ü Teknik Wawancara : adalah proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.
Ø  Pengumpulan data sekunder:
Ü Dokumentasi atas studi kepustakaan yang didapat melalui internet dan bahan lain yang isinya relevan dengan tema serta permasalahan yang diangkat dalam makalah ini.

5.      Unit analisis data, teknik pengambilan sampel, dan kriteria sampel
Ø  Unit analisis data
Ü Mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Sebelas Maret, POLITAMA, IHS, Universitas St. Pignateli, dan Universitas Surakarta.
Ø  Teknik Pengambilan sampel
Ü Random Sampling : adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi.
Ø  Kriteria Sampel
Ü Mahasiswa yang masih tercatat disebuah perguruan tinggi yang berlokasi disekitar kota solo raya.


















BAB II
KERANGKA BERPIKIR

TEKNOLOGI


GLOBALISASI


GLOBALISASI TEKNOLOGI


KONSUMERISME


MAHASISWA


KETERGANTUNGAN


Kerangka berpikir diatas dapat diuraikan sebagai berikut,
Agar penjelasan dapat semakin valid dan dapat dipahami lebih mudah, maka penulis mengutip beberapa pendapat yang didapat dari berbagai sumber yang dapat dipercaya melalui Internet.
Kita mungkin sering mendengar kata “Teknologi,” namun terkadang kita tidak mengerti apa yang dimaksud teknologi sesungguhnya. Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang. Sedangkan secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical). Dan menurut  KBBI, teknologi memiliki arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis melalui  ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Akibat dari munculnya teknologi seperti gadget maka semakin mudah pula orang untuk berinteraksi dengan rekan lintas Negara. Karena semakin mudah untuk berinteraksi maka terjadilah globalisasi. Dalam mana hal tersebut mengakibatkan seolah-olah tidak terdapat batas antar Negara serta batas ruang dan waktu antar Negara. Melalui globalisasi tersebut maka banyak orang yang dapat saling bertukar pikiran dalam berbagai hal seperti mengembangkan teknologi agar dapat terjadi simbiosis mutualisme . Dari hal tersebut maka banyak sekali terjadi globalisasi teknologi yang membuat orang-orang semakin dimanjakan oleh kemudahan yang diberikan. Seperti halnya teknologi mesin ketik yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan, lalu muncul adanya teknologi komputer yang semakin membantu dalam menyelesaikan kebutuhan. Karena semakin banyak teknologi bermunculan maka terjadi konsumerisme akibat dari adanya teknologi yang semakin membudaya. Budaya tersebut semakin berkembang terutama dikalangan mahasiswa karena anggapan jika prestise  yang tinggi akan diberikan jika memiliki gadget serta semakin mudahnya mahasiswa mengerjakan segala hal untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa. Karena kemudahan ang diberikan kepada pemakai gadget terutama mahasiswa semakin dikembangkan, maka para mahasiswa dan mahasiswi menjadi terlena dan akhirnya terjadilah ketergantungan terhadap gadget.










BAB III
PEMBAHASAN
            Dalam mendeskripsikan lokasi dan subyek penelitian, dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu:
A.    Deskripsi Lokasi
Lokasi yang menjadi tempat kami untuk melaksanakan wawancara adalah Universitas Sebelas Maret, Politeknik Pratama Mulya, Universitas Surakarta,STIE St. Pignateli, International Management Hotel School.
B.     Deskripsi Sosiohistoris
Nara Sumber yang kami pilih untuk melengkapi data makalah ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berkuliah di Perguruan Tinggi negeri maupun swasta yang berlokasi di solo raya. Beberapa Perguruan Tinggi yang kami pilih merupakan Perguruan Tinggi yang memiliki mahasiswa yang sekiranya dapat mewakili pendapat kawula muda.
C.    Permasalahan Umum Yang Dihadapi
Permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah adanya konsumerisme gadget dikalangan mahasiswa dan mahasiswi. Karena adanya rasa tidak puas terhadap gadget yang dimiliki, maka mahasiswa dan mahasiswi selalu membeli lagi gadet versi terbaru dan membeli lagi gadget yang lebih baru lagi dengan berbagai alasan seperti gengsi jika tidak mengikuti perkembangan jaman, karena lingkungan yang menerapkan budaya konsumerisme, karena kurangnya kasih sayang sehingga menghibur diri dan menyibukkan diri dengan berbagai berbagai gadget yang ada, dan itu semua dapat ditutupi dengan alasan “sebagai penunjang dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa”. Namun dari sebagian besar mahasiswa melupakan apa yang menjadi alas an utama dia membeli gadget tersebut, sehingga kecenderungan untuk menggunakan gadget untuk hal yang tidak berguna pun lebih sering dan lebih banyak dilakukan daripada untuk melakukan hal yang lebih berguna. Selain itu dampak yang terjadi adalah karena seringnya menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari maka kebiasaan tersebut menjadi budaya dalam mana budaya instant tersebut membuat mahasiswa dan mahasiswi terlena dengan kemudahan yang diberikan kepada mereka.
D.    Analisa Masalah
Responden yang kami wawancari adalah beberapa mahasiswa UNS dan juga beberapa mahasiswa di perguruan tinggi swasta yang ada di sekitar kota solo raya. Responden yang kami ambil adalah berasal dari semua jenis kelamin. Perguran tinggi swasta tersebut diantaranya adalah POLITAMA, St. Pignateli, UNSA.
Beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada para nara sumber untuk memenuhi data dari makalah ini anatara lain:
1.      Apa yang anda ketahui tentang gadget?
2.      Menurut anda, pentingkah penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari?
3.      Puaskah anda dengan gadget yang anda miliki? Jika iya, maka jelaskan alasan anda!
4.      Apakah sudah maksimal pemakaian fitur dalam gadget anda?
5.      Seandainya ada gadget keluaran terbaru, apakah anda akan membeli sesuai perkembangan jaman?
6.      Apakah tidak terjadi pemborosan karena adanya gadget?
7.      Pernahkah kamu mengorbankan sesuatu untuk membeli gadget ataupun untuk biaya operasionalnya?
8.      Menurut anda, apa dampak positif dan negatif dari gadget?
9.      Pernahkah penggunaan gadget mmembuat anda lupa diri atau autis?
10.  Pernahkah kamu disinggung orang disekitarmu saat sedang asyik menggunakan gadget? Bagaimana anda menanggapinya?
11.  Menurut anda gadget merupakan kebutuhan primer, sekunder atau tersier bagi anda? Mengapa?
1.       
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh kelompok kami, maka didapatkan data sebagai berikut:
1.      Apa yang anda ketahui tentang gadget?
Sebagian besar responden menyatakan bahwa gadget merupakan alat elektronik  yang memiliki berbagai macam fungsi, seperti halnya untuk berkomunikasi, entertaintment, publikasi informasi dan sarana penunjang pendidikan.
2.      Menurut anda, pentingkah penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari?
Mereka berpendapat bahwa gadget sangat berguna dan sangat penting, mereka menganggap penting karena dapat membantu mencari informasi, sarana komunikasi, membantu menyelesaikan tugas, dll.
3.      Puaskah anda dengan gadget yang anda miliki? Jika iya, maka jelaskan alasan anda!
Para responden menyatakan puas, mereka puas karena gadget yang mereka miliki sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan studi dan non studi.
4.      Apakah sudah maksimal pemakaian fitur dalam gadget anda?
Sebagian besar responden menyatakan sudah maksimal.
5.      Seandainya ada gadget keluaran terbaru, apakah anda akan membeli sesuai perkembangan jaman?
Jika dibandingkan dengan gadget terbaru yang lebih canggih, maka para respnden merasa kurang puas dengan gadget yang mereka miliki, karena gadget keluaran terbaru semakin mempermudah pekerjaan mereka dalam memenuhi segala kebutuhan. Namun para responden tidak serta merta membeli gadget terbaru sesuai perkembangan jaman, karena mereka juga bergantung dengan kondisi keuangan mereka.
6.      Apakah tidak terjadi pemborosan karena adanya gadget?
Hampir semua responden menyatakan boros, terutama dalam biaya operasional contohnya untuk membeli pulsa, biaya service, dan pembelian aksesoris.
7.      Pernahkah kamu mengorbankan sesuatu untuk membeli gadget ataupun untuk biaya operasionalnya?
Sebagian besar responden mengaku belum pernah mengorbankan sesuatu untuk membeli gadget ataupun memenuhi biaya operasionalnya, namun tanpa ia sadari secara tidak langsung sebenarnya mereka sering memprioritaskan biaya operasional gadget mereka daripada kebutuhan yang lain.
8.      Menurut anda, apa dampak positif dan negatif dari gadget?
Dampak positif:
a.       Sarana untuk mempermudah komunikasi
b.      Sarana distribusi informasi
c.       Sarana penunjang pendidikan
d.      Sarana hiburan
e.       Meningkatkan Prestise diri
Dampak Negatif:
a.       Pemborosan
b.      Penggunaan gadget yang terlalu lama menyebabkan rasa malas
c.       Mengganggu kesehatan
d.      Sosialisasi dengan lingkungan sekitar menjadi terganggu
9.      Pernahkah penggunaan gadget membuat anda lupa diri atau autis?
Pernah, karena gadget memberikan kepuasan tersendiri sehingga menyebabkan seseorang mengabaikan hal-hal disekitarnya.
10.         Pernahkah kamu disinggung orang disekitarmu saat sedang asyik menggunakan gadget? Bagaimana anda menanggapinya?
Pernah, ada beberapa responden yang tidak menghiraukan teguran dari orang disekitarnya, namun ada juga responden yang justru merasa jengkel dan terganggu karena kesenangan mereka terusik.

11.         Menurut anda gadget merupakan kebutuhan primer, sekunder atau tersier bagi anda? Mengapa?
Primer, karena gadget memang sangat penting, setiap kebutuhan dan kegiatan tidak terpisah dari penggunaan gadget, seperti untuk sarana komunikasi, informasi, hiburan, pendidikan bahkan prestise
Dari jawaban responden diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan gadget yang membuat mereka menjadi ketagihan untuk membeli lagi dan membeli lagi sebenarnya hanya karena alas an untuk mengikutu perkembangan dan presise yang didapatkan jika bisa memiliki gadget yang paling canggih atau karena fashionable jika dapat mengikuti perkembangan jaman.

Saya juga mewawancari seorang Dosen Prodi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret yaitu Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, S.Ikom, M.Si, hasil dari wawancara kami adalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian globalisasi menurut Bapak?
Globalisasi itu susah didefinisikan karena globalisasi memiliki banyak makna. Globalisasi itu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dengan bukti adanya kerajaan Romawi yang sudah mengglobal atau sudah bisa menguasai banyak kerajaan di luar daerahnya. Globalisasi itu ada karena orang ingin melihat dan ingin mengetahui tempat-tempat di luar tempat tinggalnya. Globalisasi semakin diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan teknologi, bahkan dengan globalisasi ini dapat memunculkan suatu kesadaran yang global.

2.      Menurut Bapak, globalisasi membawa dampak positif atau negatif?
Globalisasi sebenarnya bukan sesuatu yang dianggap hitam atau putih. Globalisasi itu bersifat netral, hanya tergantung dari bagaimana kita menganggap globalisasi itu sendiri.
Globalisasi dengan sendirinya sudah ada sejak manusia hidup dan globalisasi terus berkembang. Bila tidak ada globalisasi, manusia sama saja seperti hewan.

3.    Globalisasi juga menyebabkan kita lupa dengan identitas diri. Menurut Bapak, bagaimana menyikapi hal ini?
Globalisasi adalah sesuatu yang niscaya dan tidak bisa dihentikan. Tetapi kita juga harus bisa memilah agar globalisasi yang ada dapat bersimbiosis dengan budaya lokal sehingga identitas asli kita sendiri tidak hilang. Selain itu, kebutuhn akan selalu berkembang karena diri kita terus berkembang. Kita harus menjadi master dari kebutuhan kita sendiri bukan malah kita yang didorong oleh kebutuhan.

4.    Globalisasi memunculkan berbagai macam gadget dan dengan menggunakan gadget, seseorang menjadi lebih boros karena pengeluaran bertambah. Menurut Bapak, bagaimana menyikapi hal ini?
Penggunaan gadget tidak selalu berhubungan dengan pemborosan, tergantung dari bagaimana pengelolaan uang tersebut. Kita juga harus bisa pilih-pilih dalam penggunaan biaya operasional agar tidak diperbudak oleh perusahaan-perusahaan provider.

5.    Kita mengenal adanya istilah gadget mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai hal ini?
Sebenarnya hal ini tergantung dari kebiasaan seseorang dan bagaimana kultur adat atau etika yang berlaku di daerah tersebut.

6.    Apakah gadget berperan besar terhadap proses sosialisasi?
Gadget mempengaruhi proses sosialisasi tergantung bagaimana kita memaknai pemakaian gadget secara bijaksana atau tidak. Saat ini, kontak fisik orang-orang terdekat semakin hilang sehingga kemanusiaan kita semakin terkikis. Jangan sampai gadget menggantikan orang yang kita sayangi.

7.    Menurut Bapak, gadget seperti apa yang pas untuk mahasiswa?
Sebenarnya mahasiswa butuh gadget yang minimalis, yang sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi pada kenyataannya tanggapan masyarakat terhadap orang yang tidak up to date itu tidak modern. Seseorang juga harus pandai memilah-milah mana yang positif, mana yang negatif. Harus bisa bijaksana dalam menentukan diri sendiri.

8.    Menurut Bapak, bagaimana cara meminimalisir gaya hidup yang konsumtif dikalangan mahasiswa?
Cara untuk meminimalisir gaya hidup konsumerisme yang terjadi dimahasiswa adalah dari orang tua. Bila orang tua membatasi biaya yang diberikan, mahasiswa tidak bisa membeli banyak gadget. Tetapi pada kenyataannya, mahasiswa pasti merengek-rengek sehingga orang tua pun pada akhirnya membelikan juga karena merasa tega anaknya merengek-rengek. Sebenarnya, inti dari permasalahan ini terletak pada diri sendiri, kita harus mengenal diri kita sendiri dan mengetahui identitas kita. Selain itu bisa juga melalui meditasi atau merenung. Tetapi realitanya hal tersebut langka untuk dilakukan dikalangan mahasiswa.

9.    Kalau orang tua dan mahasiwa sendiri tidak dapat meminimalisir hal tersebut, menurut bapak apa yang selanjutnya bisa dilakukan ?
Sebenarnya dalam keluarga itu menjadi tempat control sosial. tetapi kalau tidak bisa mengatasi, dari mahasiswa sendiri lah yang harus pandai-pandai memilih teman, jangan salah memilih teman, karena teman juga mempengaruhi jadi memilih teman sebaya ini menjadi suatu yang penting.

10.                        Lalu menurut bapak perlu tidak adanya suatu lembaga yang mengatur konsumerisme dikalangan mahasiswa?
Tidak juga, dan itu tergantung dari kalian memakai dirimu sendiri.

11.                        Bagaimana tindakan gereja terhdap perilaku konsumerisme?
Dari  gereja sendiri memberi arahan-arahan mencegah agar anggotanya tidak dalam arus knsumtifisme.

12.         Menurut bapak apakah mahasiswa harus mengikuti perkembangan   jaman?
Iya tidak apa-apa, asal sejauh kita bisa menjangkaunya.

13.         Menurut bapak perilaku konsumtif yang baik itu yang bagaimana?
Dari sisi ekonomi kan ada produksi dan konsumen, apabila kita hanya mengkonsumsi saja terus menerus tidak dalam proses produksi akan terjadi penyimpangan dan perilaku. Jadi kalu kita mengkonsumsi berlebihan itu tidak boleh.

14.   Kami minta tips dari bapak agar dapat untuk mengikuti mode?
Tidak menjadi masalah kalau kita mengikuti mode yang sedang tren, asal kita tidak terjebak dalam arus jaman. Gereja juga mengajarkan kita open minded, agar kita jangan sampe terbudak oleh majalah-majalah dan iklan-iklan, serta lingkungan. Dan kita harus berani bekata tidak.

15.  Menurut bapak bagaimana menyikapi mahasiwa yang dikucilkan karena tidak mengikuti perkembangan jaman?
Ya orang tersebut harus berani dikucilkan atau dia mencari teman atau lingkungan yang lebih baik dimaa komunitas tersebut dapat menerima dia. Kembali lagi ke tadi kita harus pandai memilih teman dalam bergaul.

E.     Analisa Permaslahan Dari Aspek Sosial Ekonomi, Social Politik, Dan Social Budaya:
1.      Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi yang akan dibahas adalah bagaimana konsumerisme dapat terjadi melalui segi sosial ekonomi.
Pada awal masuknya gadget ke Indonesia harga yang ditawarkan memang begitu tinggi, sehingga tidak semua kalangan dapat membeli gadget yang masih menjadi barang yang tergolong kebutuhan tersier atau barang mewah. Namun seiring dengan perkembangan jaman yang ada, maka persaingan pasar akan semakin ketat, sehingga berbagai perusahaan saling bersaing untuk dapat memproduksi barang yang sesuai dengan selera masyarakat agar tidak kalah bersaing dengan produk-produk yang lainnya. Berbagai macam merk baru pun mulai bermunculan karena melihat prospek yang menjaminkan dari usaha dibidang gadget. Maka dari itu banyak perusahaan yang memproduksi gadget dengan berbagai macam fitur-fitur yang menarik, tampilan yang membuat konsumen menjadi semakin tertarik untuk membelinya, dan tersedia dengan harga yang beraneka macam, mulai dari harga ratusan ribu rupiah hingga puluhan jutaan rupiah. Namun berbagai macam gadget tersebut sebagian besar merupakan hasil import, sehingga secara tidak langsung dapat membuat produsen gadget dalam negeri menjadi semakin tidak produktif  karena kurangnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sendiri. Dan hal ini juga dapat menjadi boomerang bagi produsen yang ada di Indonesia, karena jika terjadi embargo maka Indonesia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar. Selain itu pula Indonesia akan terlena jika merasa bahwa membeli barang luar negeri akan lebih awet dan murah daripada membeli barang produk asli Indonesia. Sehingga perekonomian di Indonesia akan mengalami keterpurukan yang mendalam.
Selain itu banyak pula perusahaan gadget yang bekerjasama dengan perusahaan lain yang sekiranya dapat saling memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Seperti handphone, banyak perusahaan handphone yang bekerjasama dengan salah satu provider agar konsumen semakin tertarik untuk membeli handphone beserta kartu perdana yang dirasa akan semakin lebih praktis daripada harus membeli handphone dan masih harus membeli kartu perdana.
Selain itu dengan adanya gadget maka akan menjadi sarana untuk mendapat penghasilan, karena dengan menggunakan internet dan bermodalkan komputer serta internet maka kita dapat membuka took didunia maya atau yang sering kita sebut dengan online shop. Melalui berbagai jejaring sosial yang ada maka akan sangat mudah karena hanya dengan memajang berbagi foto dari barang yang kita jual, lalu melakukan transaksi melalui kartu ATM dan mengirim barang menggunakan jasa pengiriman barang, maka kita tidak perlu menggunakan modal yang besar untuk membangun gedung, membuat surat ijin pembangunan, membayar pegawai untuk membantu, dll. Maka usaha seperti inilah yang dapat memberikan prospek yang menjanjikan. Karena dengan modal yang relatif kecil dapat memberikan keuntungan yang besar.

2.      Aspek Sosial Politik
Jika ditinjau melalui aspek social politik, maka akan kita bahas mengapa konsumerisme gadget dapat terjadi namun kita lihat melalui sudut pandang social politik.
Terjadinya konsumerisme gadget tersebut karena adanya gadget yang tersedia dengan beraneka ragam bentuk, merk, fitur, spec, harga, dan lain-lain. Sehingga mahasiswa dan mahasiswi semakin tertarik dengan gadget yang ada. Dan sebagian besar gadget yang ditawarkan merupakan produk asing yang dijual di Indonesia karena banyaknya permintaan mengenai gadget oleh masyarakat Indonesia itu sendiri.
Sedangkan banyaknya produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tentu saja tak lepas peran serta pemerintah dalam mana kurangnya peraturan yang ada di Indonesia yang mengatur mengenai gadget, sehingga gadget dapat dengan mudah masuk ke Indonesia tanpa adanya penyaringan yang sebaiknya dilakukan agar gadget yang masuk tidak menjadi terlalu banyak. Selain itu karena gadget pertama yang masuk ke Indonesia adalah barang buatan luar negeri, maka masyarakat akan lebih percaya kepada produk buatan luar negeri disbanding barang buatan Indonesia sendiri, maka masyarakat yang menerapkan budaya konsumerisme menjadi kecanduan dengan gadget yang semakin diperbaharui dan diperbaharui kembali agar menarik perhatian masyarakat terhadap gadget. Akibat terburuk yang terjadi jika konsumerisme ini terjadi adalah jika luar negeri melakukan embargo terhadap Indonesia, maka akan terjadi kekacauan karena masyarakat terutama bagi mahasiswa dan mahasiswi yang telah kecanduan dengan teknologi buatan luar negeri, hal tersebut akan berakibat fatal. Maka dari itu pemerintah seharusnya memberikan regulasi yang lebih tegas terhadap keberadaan gadget dari luar negeri terhadap Indonesia.

3.      Aspek Sosial Budaya
Karena banyaknya gadget yang dikonsumsi secara terus menerus akibat dari berbagai macam alasan, maka terjadilah kebiasaan dari menggunakan gadget yang berlebihan, membeli gadget lagi padahal masih memiliki gadget yang sebenarnya masih bisa untuk digunakan namun karena mengikuti perkembangan jaman yang ada, maka terjadi banyak perubahan. Dahulu masyarakat terbiasa menggunakan mesin ketik untuk menulis, namun karena masuknya budaya luar negeri yang menciptakan berbagai teknologi sehingga masyarakat menjadi tertarik untuk menggunakan berbagai teknologi yang ada mulai dari komputer yang memiliki kemampuan yang sangat terbatas, lalu muncul berbagai computer yang semakin lama akan semakin canggih, dan seterusnya hingga muncul computer portable yang akrab disebut laptop, lalu muncul kembali yang namanya tablet, dimana masyarakat seolah-olah dibuat penasaran oleh para produsen gadget untuk menunggu produk-produk terbaru yang akan semakin canggih. Karena kebiasaan yang dilakukan teru menerus tanpa henti maka kebiasaan tersebut berubah menjadi kebudayaan.
            Setelah mendapat berbagai gadget dari luar negeri maka budaya yang sebelumnya tidak dikenal maka muncul melalui gadget-gadget yang masuk di Indonesia seperti computer, laptop, handphone, tablet, dll yang saat ini sedang maraknya dibicarakan terutama dikalangan mahasiswa dan mahasiswi yang dapat membantu mereka untuk memperoleh berbagai data yang ada, maka tentu saja mereka dapat mengakses budaya-budaya dari luar negeri yang dapat mempengaruhi gesernya budaya asli Indonesia. Seperti saat ini banyak muncul model pakaian yang meniru-niru kebudayaan asing seperti korea, dalam mana kebudayaan tersebut ada karena kemudahan untuk mengakses kebudayaan luar melalui gadget yang ada. Sehingga proses masuknya budaya barat atau westernisasi pun terjadi dan mempengaruhi pola hidup dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu ada juga kamera contohnya, dimana saat ini untuk mengambil gambar yang menarik maka masyarakat akan lebih memperbaharui gadget. Jika kita melihat gaya hidup mahasiswa sekarang, mereka selalu up-to-date mengenai barang-barang teknologi. Contohnya saja mahasiswa tidak bisa lepas dari yang namanya gadget (alat-alat elekronik yang modern). Menurut mereka barang-barang berteknologi sudah mendarah daging dengan mereka.

F.     Artikel (Data Sekunder)
7 GADGET YANG MENGUBAH KEHIDUPAN MANUSIA

              Saat banyak sekali gadget-gadget yang beredar di pasaran. Namun, tahukah Anda, gadget apa yang berhasil mengubah dunia?
              Banyak perusahaan senang memanggil gadget baru mereka revolusioner. Terbukti, ketika Amazon pertama kali memperkenalkan pembaca e-book (buku elektronik) mereka pada 2007 dan CEO Apple Steve Jobs menggunakan kata itu ketika mendekati peluncuran tablet komputer iPad.
              Hanya waktu yang bisa membuktikan akankah perangkat-perangkat ini bisa terus bertahan. Melalui sejarah, inovasi revolusioner adalah yang bisa mengubah secara fundamental cara kerja dan bermain orang dimana kehidupan modern sulit dibayangkan tanpa perangkat-perangkat ini.
              Dengan segala hormat pada semua penemuan yang mengubah game dan teknologi, berikut tujuh gadget mulai dari abad 15 yang mengirimkan sulur transformatif melalui komunitas dan penginggalan yang ada saat ini.

1.      Pembaca Elektronik (E-Reader)
Sebagai pendatang baru, e-reader memiliki potensi besar mengubah cara orang mengonsumsi media, kata wakil presiden media dan hiburan konsultasi LEK DanSchechter.

Studi terbaru L.E.K.menemukan, hamper setengah orang yang membeli E-reader membaca lebih banyak koran,buku dan majalah. E-reader menawarkan pengalaman membacayang lebih interaktif. Sementaraitu, untuk iPad dari Apple masih butuh waktu apakah perangkat ini bisa mengantar erabarukomputasitablet. Kini, sekitar 10% orang menggunakan E-reader, gadget ini pun sedang ‘lepas landas,’ kataSchechter.
”Perangkat ini merupakan produk generasi pertama dan Anda sudah melihat peningkatan besar dalam membaca,” kataSchechter. “Perangkat ini sangat menarikdan terjual sepertikacang goreng”.

2.      Smartphone
Melanjutkan tren ke arah yang lebih kecil dan mobile, smartphone memungkinkan pengguna berselancar di Web, mengirim email dan menjalankan aplikasi dari ponsel. Seperti PC, IBM membuat smartphone pertama dunia bernama ‘Simon’ pada 1993. Simon menawarkan keyboard layar sentuh, email dan kemampuan faks serta fungsi seperti kalender dan buku alamat. Smartphone ini dijual seharga US$ 900 (Rp 8 juta). Smartphone makin kecil dan murah pada 1990-an.

Pada dekade pertama abad ke-21, Treos, Blackberry dan iPhone pun muncul. Pew Internet & American Life Project memperkirakan, tiap hari, hampir seperlima orang Amerika menggunakan Internet pada perangkat mobile, seperti smartphone atau laptop. Semua kenyamanan ini akan membuat ponsel tradisional mejadi hal basi. Menurut Pyramid Research, pada 2014, 60% handset baru yang dijual di AS adalah smartphone.

3.      PC
Dulu kala, komputer memiliki ukuran raksasa. Komputer rumah tersedia pada 1970 namun pasar baru benar-benar melepasnya ke pasaran pada 1981 melalui PC IBM yang harganya kurang dari US$ 1.600 (Rp 14 juta).

Sejak saat itu, PC menjadi lebih kecil dan lebih kuat, dan telah membuka jalan pada laptop, netbook, smartbook, smartphone dan komputasi mobile lainnya. Selain itu, komputer juga membuat Internet menjadi mungkin. Pada 2007, 75% rumah tangga AS memiliki koneksi broadband dan lebih dari 230 juta PC digunakan secara nasional.
4.      TV
Hampir 20 tahun radio mengguncang lanskap hiburan, siaran televisi mengirim gempa lain di 1930-an dan 1940-an. Televisi mengubah segalanya, mulai dari cara orang mendapatkan berita hingga cara beriklan.

Menakjubkannya, di mana-mana orang terbangun dengan tabung itu di depannya. Tahun lalu, Nielson memperkirakan rata-rata orang Amerika menonton lebih dari 5 jam sehari. Consumer Electronics Association (CEA) baru-baru ini memperkirakan, kepemilikan TV definisi tinggi di rumah tangga AS akan berlipat ganda dalam dua tahun terakhir.

5.      Radio
Ketika Guglielmo Marconi mematenkan sistem telegrafi radio pada 1901, ia membayangkannya cara agar sebuah kapal bisa secara nirkabel berkomunikasi satu sama lain. Tetapi sebelum 1920, siaran reguler musik dan berita pun meledak dan mengantarkan era baru media massa.
                               Mulai dari monitor bayi hingga radar militer, radio kini tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk memanfaatkan gelombang radio akhirnya memungkinkan semua bentuk jaringan nirkabel tercipta, dari ponsel hingga Wi-Fi.

6.      Kamera Bidik dan Tembak
George Eastman membawa fotografi ke massa pada 1888 dengan kamera Kodak-nya. Untuk pertama kalinya, rata-rata orang bisa membekukan realitas dalam gambar yang sangat berharga dibanding seribu kata.

Dengan munculnya kamera digital 100 tahun kemudian, fotografi menjadi semakin mewabah. Kini, hampir semua ponsel dilengkapi kamera, dan perekam digital murah seperti kamera Flip bisa mendemokratisasi video juga.


7.      Mesin Cetak
Gadget pengubah game aslinya terlalu besar dimasukkan ke dalam saku tetapi gadget ini merevolusi semua literatur. Sekitar 1450, tukang emas Jerman, Johannes Gutenburg, mengubah pencetakannya dengan mesin tekan miliknya, mesin seukuran meja.
Penemuan ini menggunakan ribuan huruf logam yang bisa bergerak dengan cepat dan mampu dengan murah menyalin teks. Mesin cetak Gutenburg membuka jalan bagi Reformasi dan Pencerahan Protestan.























G.    Logika Hubungan Antara Permasalahan Yang Terjadi

Berikut adalah skema yang menggambarkan mengenai alur permasalahan dalam makalah ini:
Konsumerisme Gadget
 






Kurangnya Biaya Pajak dan         Faktor Individu                   Faktor Lingkungan
Regulasi dari pemerintah       
 
Ø Persaingan pasar bebas
Ø Kurangnya hukum yang tegas tentang barang ekspor dan impor
Ø Pengaruh lingkungan yang konsumtif
Ø Gaya Hidup
Ø Perkembangan Teknologi
                           
                            Semakin   kompleksnya                               
                             kebutuhan mahasiswa
                                      
Ø Mengerjakan Tugas
Ø Sarana Komunikasi
Ø Meningkatkan prestise
 




              Banyak faktor yang konsumerisme terutama dikalangan mahasiswa dan mahasiswi. Seperti Faktor pemerintah yang ikut andil karena dianggap kurangnya biaya pajak bagi masuknya barang impor ke Indonesia sehingga terlalu banyak gadget yang masuk ke dalam Indonesia. Sehingga karena hal tersebut pula akan timbul terjadinya pasar bebas didunia terutama pada gadget. Sedangkan jika ditinjau dari faktor individu, maka disebabkan oleh semakin kompleksnya kebutuhan mahasiswa, contohnya mahasiswa memerlukan kamera untuk mengambil gambar dalam pembuatan tugas pada mata kuliah tertentu. Selain itu untuk para mahasiswa terutama yang jauh dengan orang tua mereka maka sangat memerlukan alat komunikasi yang praktis agar dapat menghubungi saudara jika memerlukan sesuatu atau member kabar dengan lebih mudah. Sebagai kaum muda dimana rasa prestise Nampak begitu penting, maka para mahasiswa menjadikan alasan prestise sebagai alasan pula untuk membeli secara terus menerus gadget walau sebenarnya mereka tidak begitu memerlukan gadget tersebut. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi konsumerisme yaitu adalah factor lingkungan. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang memiliki budaya terus menerus membeli gadget hanya karena alasan yang tidak begitu penting, maka seiring berjalannya waktu maka kita pun akan terpengaruh oleh mereka sehingga kita pun juga ikut membeli. Seiring dengan perkembangan jaman, maka semakin banyak perubahan pada pola hidup manusia, begitu pula pada gaya hidup anak muda. Perubahan yang ada misalnya dahulu mahasiswa tak memerlukan handphone, computer, LCD, Internet, kamera,dll untuk memenuhi segala kewajiban mereka sebagai mahasiswa. Namun saat ini para mahasiswa membutuhkan itu untuk menjadi penunjang dalam memenuhi kebutuhan mereka sebagai layaknya mahasiswa saat ini. Gaya hidup yang bermewah-mewahan tentu saja tidak afdol jika tidak mengikuti perkembangan gadget yang ada dari mulai pertama keluar hingga gadget terbaru, oleh karena itu terjadilah konsumerisme dikalangan mahasiswa yang menggunakan gaya hidup bermewah-mewahan. Tak lupa juga karena adanya perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih, maka semakin banyak gadget yang bermunculan. Sehingga dengan semakin banyaknya gadget yang ada maka masyarakat akan semakin tertarik akibat beranakaragam pilihan yang disediakan.





BAB IV
TANGGAPAN IMAN

A.    Prinsip Dasar
Melalui sisi agama dapat kita lihat bahwa banyaknya mahasiswa yang menerapkan budaya konsumerisme gadget merupakan fenomena yang memprihatinkan, sebab seolah-olah mereka hidup dengan pandangan pada teknologi yang ada. Selain itu mereka seolah-olah memiliki dunia mereka sendiri, seperti mereka hidup hanya berkutat pada gadget yang mereka miliki seperti Playstation portable, tablet, laptop, dan berbagai macam gadget yang ada. Bahkan bagi mahasiswa memiliki kecenderungan untuk lebih memilih menyisihkan uang untuk membeli gadget daripada untuk diberikan kepada kaum miskin. Hal tersebut karena jika uang tersebut digunakan untuk gadget, maka yang didapat merupakan bentuk real berupa barang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika uang tersebut diberikan sebagai persembahan, maka tidak ada sesuatu yang real yang didapatkan. Jika kita telah terbiasa menggunakan gadget, maka kia akan merasa kecanduan pada gadget sehingga kita menunggu munculnya edisi terbaru dari gadget-gadget tersebut. Karena hal tersebut maka adanya kecenderungan untuk melupakan pandangan hidup kita kepada Tuhan, dimana kita hidup didunia hanya sementara dan masih ada kehidupan selanjutnya setelah kita meninggalkan dunia yang fana ini. Selain itu saat gadget lama yang sebenarnya masih bisa digunakan namun karena mengikuti perkembangan jaman, maka membeli lagi gadget keluaran terbaru hal tersebut merupakan suatu tindakan pemborosan. Sedangkan Tuhan mengajarkan bahwa kita seharusnya hidup dengan sederhana.



Dalam Alkitab, terdapat 2 ayat yang sekiranya sesuai dengan pembahasan materi ini, yaitu:
Amsal 21:17
Orang yang gemar bersenang-senang akan tetap berkekurangan; orang yang suka berfoya-foya tidak akan menjadi kaya.
Amsal 21:20
Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya.

Dari ayat yang terdapat dalam Amsal tersebut maka kita dapat mengetahui bahawa Allah tidak menghendaki umatNya untuk melakukan pemborosan. Sedangkan konsumerisme termasuk dalam pemborosan. Dalam ayat tersebut pula disebutka jika orang yang melakukan pemborosan tidak akan pernah merasakan puas akan hal yang dimilikinya. Selain itu orang yang bijaksana akan menjadi makmur dan kaya, bijaksana dalam hal menggunakan uang yang dimilikinya, menggunakan barang-barang yang dimilikinya dengan bijksana. Namun orang bodoh justru memboroskan harta yang dimilikinya. Pemborosan adalah perbuatan yang menukarkan harta yang dimilikinya dengan sesuatu yang tidak berguna.

B.     Tuntutan Iman
Seperti yang telah dibahas dalam subbab prinsip dasar dalam mana adanya konsumerisme gadget yang disebabkan oleh adanya perkembangan, tersedianya berbagai macam gadget yang ditawarkan, mengikuti perkembangan jaman, daan lain-lain. Karena terbiasanya mengunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari maka seolah-olah mahasiswa dan mahasiswi tidak dapat hidup tanpa adanya gadget. Bahkan gadget yang menjadi favorit mereka pun harus dimiliki setiap adanya edisi terbaru yang muncul. Padahal kita sebagai mahasiswa katolik dituntut untuk dapat hidup sederhana dan tidak menggantungkan hidup kita pada hal-hal yang bersifat duniawi dan juga menyadari bahwa masih ada kehidupan selanjutnya setelah kita meninggalkan dunia ini.



















Kesimpulan
   Berdasarkan segala penjelasan yang telah dijelaskan dari awal hingga akhir tentang konsumerisme gadget, maka penulis menyimpulkan beberapa hal:
1.             Mahasiswa dan mahasiswi menganggap gadget sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari karena adanya kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan gadget sehingga menjadi membudaya.
2.             Mahasiswa dan mahasiswi melakukan konsumerisme gadget karena untuk memenuhi kebutuhan, namun pada kenyataan yang ada justru hanya untuk mendapatkan prestise yang tinggi, mengikuti perkembangan jaman dan korban teknologi.
3.             Gadget dapat sangat berguna jika memang digunakan sesuai dengan kegunaan yang sesungguhnya dan juga jika digunakan dengan porsi yang benar.
4.             Karena konsumerisme dapat terjadi persaingan dan kesejangan social didalam masyarakat
5.             Mahasiswa dan mahasiswi belum menggunakan gadget secara maksimal.












SARAN
              Saran yang dapat penulis berikan megenai konsumerisme gadget adalah sebagai berikut:
1.      Gunakan gadget dengan bijaksana.
2.      Belilah gadget berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.
3.      Ingatlah masih banyak orang disekitar anada yang membutuhkan keberadaan anda.
4.      Untuk pemerintah, pertegas kembali peraturan mengenai msuknya gadget ke Indonesia.
5.      Jangan mudah terpengaruh oleh teman-teman yang menggunakan gadget terbaru.
6.      Jangan mudah terpengaruh dengan iklan-iklan mengenai gadget yang seolah-olah menawarkan segala sesuatu yang kita butuhkan












REFERENSI
Keraf, Gorrys. 1970. KOMPOSISI. Jakarta: NUSA INDAH

Ismi. 2009. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI..... WHAT IS?. http://izmeecutez.blogspot.com/2009/01/pengertian-teknlogi.html (  Diakses tanggal 28 November 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi (Diakses tanggal 28 November 2011)



2 komentar:

  1. thanks ya sist , udah ngepost ini .. bisa jadi contoh buat KTI

    BalasHapus
  2. Kira2 ada nggak sih buku yang ngebahas ttg sejarah sampai definisi gadget? knp kebanyakan referensi browsing dr internet, jika felisia tahu tlong di post in ya judul bukunya . . . . makasih

    BalasHapus